Rabu, 28 April 2010

Menentukan Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat


1. Pengertian Hikayat

Hikayat adalah karya sastra melayu lama yang berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, silsilah raja-raja, biografi, atau gabungan dari semuanya.

2. Ciri-ciri Hikayat

Ø Isi cerita berkisar pada tokoh-tokoh raja dan keluarganya (istana sentris)

Ø Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sama dengan logika umum, ada juga yang menyebut fantastis

Ø Menggunakan banyak bahasa kiasan

Ø Banyak kata-kata yang sulit dipahami

Ø Struktur kalimatnya tidak efektif

3. Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik dalm Hikayat

Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain.

1. Unsur Intrinsik

a) Tema dan Amanat

Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol.

Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.

b) Tokoh dan Penokohan

Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).

Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.

Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.

Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja. Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi. Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.

c) Alur dan Pengaluran

Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :

(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.

(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.

(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.

(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.

(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.

(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.

Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.

d) Latar dan Pelataran

Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar.

e) Pusat Pengisahan

Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.

2. Unsur Ekstrinsik

Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.

4. Contoh Hikayat

l Hikayat Bayan Budiman

l Hikayat Hang Tuah

l Hikayat Raja-raja Pasai

l HIkayat Panji Semirang

l HIkayat Kalila dan Dimna

l Hikayat Indera Bangsawan

l Hikayat Si Miskin

Catatan : Gambaran tentang tema, penokohan dan sudut pandang dalam Hikayat

n Tema : memahami tema dalam hikayat biasanya dominan mengenai petualangan, namun ada juga yang bertema tentang kepahlawanan dan ketuhanan.

n Penokohan : penokohan dalam hikayat biasanya bersifat hitam dan putih, artinya tokoh yang baik biasanya selalu baik dari awal hingga akhri cerita, tokoh baik memiliki wajah yang sempurna dan tokoh jahat memiliki tampang yang sesuai dengan karakternya.

n Sudut pandang : pencerita biasanya menempatka diri sebagai orang ketiga, dengan menggunakan teknik diaan, menempatkan pencerita sebagai orang pertama hanya terdapat dalam hikayat Abdullah.


Unsur Intrinsik dalam hikayat Si Miskin

n Tema :Kunci kesuksesan adalah kesabaran. Perjalanan hidup seseorang yang mengalami banyak rintangan dan cobaan.

n Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

n Setting/ Latar :

-Setting Tempat : Negeri Antah Berantah, hutan, pasar, Negeri Puspa Sari, Lautan, Tepi Pantai Pulau Raksasa, Kapal, Negeri Palinggam Cahaya.

-Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan,

n Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

n Amanat :

-Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang adil dan pemurah.

-Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oran lain.

- Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati.

-Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.

-Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.

-Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.

-Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tanan Tuhan, manusia hanya dapat menjalani takdir yang telah ditentukan.

Unsur Ekstrinsik dalam Hikayat Si Miskin

1. Nilai Moral

l Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.

l Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain.

2. Nilai Budaya

l Sebagai seorang anak kita harus menghormati orangtua.

l Hendaknya seorang anak dapat berbakti pada orang tua.

3. Nilai Sosial

l Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.

l Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain.

l 4. Nilai Religius

n Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.

n Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.

5. Nilai Pendidikan

n Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.

n Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.

Tugas

Secara berkelompok carilah contoh hikayat

Analisislah hikayat tersebut (unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat)

Ceritakanlah kembali hikayat tersebut di depan teman kalian dengan menggunakan bahasa sendiri.

6 komentar:

  1. tugasnya dilaksanakan kapan bu?

    BalasHapus
  2. secepatnya nak...
    ibu tunggu ya...

    BalasHapus
  3. bagus Bu....
    Tugas kirim lewat email atau dikumpul BU???

    BalasHapus
  4. Tugas dikirim lewat email aja nak, jangan lupa almat blognya juga dikirim sama Ibu.

    BalasHapus
  5. makasih bu blog ibu sangat membantu tugas saya

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus